SELAMAT DATANG
DI BLOG DINKES SELUMA

Sabtu, 12 Desember 2009

PROPIL DINKES KABUPATEN SELUMA TAHUN 2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Seluma Tahun 2008 ini.

Untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan pada umumnya dan kegiatan penyusunan, perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan penilaian dirasakan kebutuhan akan informasi kesehatan menjadi semakin mendesak. Hal ini diperlukan terutama dalam upaya perluasan, pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Buku Profil Kesehatan Kabupaten Seluma Tahun 2008 ini merupakan penerbitan kedua yang berisi mengenai gambaran umum dari data geografi, demografi dan kesehatan penduduk Kabupaten Seluma Tahun 2008.

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan ini adalah untuk memberikan gambaran kesehatan secara menyeluruh dari wilayah Kabupaten Seluma dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna demi tercapainya Indonesia Sehat 2010, yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan indikator Kabupaten Seluma Sehat.

Walaupun mutu profil yang disajikan masih banyak kekurangan dan belum begitu akurat datanya, namun sedikit banyaknya diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan bagi penilaian/penampilan kesehatan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Seluma.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu memperlancar proses penyusunan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Seluma Tahun 2008 ini, kami mengucapkan terima kasih.




Tais,                 2009
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SELUMA



YANSYAH NAWAWI, SKM. M.Kes
NIP. 19571217 198012 1 003



BAB I
PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Kabupaten Seluma memuat berbagai data tentang gambaran Kabupaten Seluma yang meliputi data Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, dan Sumber Daya Kesehatan. Profil Kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lain yang bersumber dari berbagai sumber. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, yang berdasarkan masukan dari masing-masing pengelola program yang ada di Dinas Kesehatan dan pihak lain baik yang terlihat secara langsung maupun tidak dalam pembuatan Profil ini maupun berbagai pihak yang berkesempatan membaca maupun memanfaatkan profil ini.
Tujuan utama diterbitkannya Profil kesehatan Kabupaten Seluma 2008 ini adalah agar di peroleh gambaran keadaan kesehatan di Kabupaten Seluma, khususnya untuk tahun 2008 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.

Profil Kesehatan Indonesia 2008 ini terdiri atas 7 (Tujuh) bab, yaitu:
Bab I    :     Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang tujuan dan bentuk penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Seluma serta sistematika penyajiannya.
Bab II    : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Seluma. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga menyajikan uraian singkat mengenai faktor-faktor lingkungan dan perilaku yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Bab III    : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2008 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan keadaan status gizi.
Bab IV    :     Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan dalam  tahun 2008, yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang disajikan meliputi cakupan pelayanan kesehatan dasar, cakupan pelayanan kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan, perbaikan gizi masyarakat, dan pelayanan kefarmasian & alat kesehatan.
Bab V    : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, khususnya untuk tahun 2008 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab VI    :     Kesimpulan dan Saran
Bab VII    : Penutup
Lampiran




BAB II
GAMBARAN UMUM

Kabupaten Seluma terletak di tepi pantai Samudera Indonesia (Pantai Barat Pulau Sumatera) diantara 102,20o-103,0o Bujur Timur dan 30,10o-40,0o Lintang Selatan dengan luas wilayah 204.044 km2.
·    Sebelah Utara berbatasan dengan Kodya Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah
·    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan.
·    Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lintang Empat Lawang Propinsi Sumatera Selatan.
·    Sebelah Barat berbatasan dengan Pantai Barat Pulau Sumatera.
Pada tahun 2008 secara administrasi wilayah Kabupaten Seluma terbagi atas 20 Puskesmas, 165 desa dan 3 kelurahan. Rincian pembagian wilayah luas wilayah, dan jumlah penduduk Kabupaten Seluma tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran tabel 1.

A. KEADAAN PENDUDUK
Data kependudukan di Kabupaten Seluma bersumber dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Seluma. Berdasarkan sumber yang didapat jumlah penduduk Kabupaten Seluma pada tahun 2008 sebesar 202.062 jiwa, dengan tingkat kepadatan Penduduk      0.68 jiwa per km2. Dengan Penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sukaraja (32.570 Jiwa) dan yang terendah di Kecamatan Seluma Barat (9.602 Jiwa) selengkapnya dapat di Lampiran (Lihat Tabel. 1)
Dilihat dari Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk di wilayah perdesaan masih lebih besar (57,86%) dibandingkan wilayah perkotaan (42,14%).
 Komposisi penduduk Kabupaten Seluma menurut kelompok umur, mengambarkan Penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebanyak 52.803 jiwa, berusia Produktif (15-64 tahun) Sebanyak 104.862 Jiwa dan yang berusia Tua (>65 tahun) sebanya 6.194 jiwa, sedangkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukan bahwa penduduk Laki-laki lebih besar 82.397 jiwa dibandingkan dengan penduduk perempuan 81.462 jiwa. Secara lebih rinci komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin (Lihat  Tabel 2)

B.    KEADAAN EKONOMI
Secara umum pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat di lihat dari tetapnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Seluma selama tahun 2007 s/d 2008.
Data jumlah penduduk miskin yang dihimpun dari Sekretariat JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma didapati bahwa sebanyak 96.727 Jiwa adalah miskin,  dan yang telah mendapat jaminan kesehatan melalui program JAMKESMAS sebanyak 88.763 jiwa jumlah miskin terbanyak berada di wilayah Puskesmas  Cahaya Negeri (9.787 Jiwa), dan paling rendah di Wilayah Puskesmas Dusun Tengah ( 2.170 Jiwa ). Penduduk miskin yang belum mendapat Jaminan Kesehatan adalah sebanyak 7.964 Jiwa.(lihat tabel. 37.)

C. KEADAAN PENDIDIKAN
Kemampuan baca-tulis ini tercermin dari angka melek huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin sebanyak 90,07 %. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebanyak 0,87 % dan yang buta huruf sebanyak 9,06 %. Di Pedesaan, penduduk yang buta huruf lebih banyak (12,16%) dibanding di Perkotaan (4,91%) dan persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan lebih tinggi sebesar 12,28 % dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,84 %.
Di Kabupaten Seluma, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 6.875 untuk laki-laki dan 3.843 untuk perempuan. Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar dibanding APS laki-laki.
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki penduduk merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/ STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas bangsa dari negara tersebut. Di Kabupaten Seluma pada tahun 2008, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah S.1 ke atas sebesar 315 untuk laki-laki, dan 239 untuk perempuan.
Dilihat dari jenis kelamin penduduk laki-laki yang memiliki STTB/Ijazah lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.
(Lihat Tabel tabel .4)

D. KEADAAN LINGKUNGAN
Keadaan Kesehatan lingkungan sangat dipengaruhi oleh beberapa indikator diantaranya adalah persentase rumah sehat, persentase tempat-tempat umum sehat, dan persentase rumah/bangunan bebas jentik. Selain itu dipengaruhi pula oleh beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air besar, dan persentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotoran/tinja.
1.    Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dengan kapasitas rumah dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas, pada tahun 2008 jumlah rumah yang ada di Kabupaten Seluma sebanyak 17.506 (52%) sudah dikatakan rumah sehat. Angka ini masih jauh dibawah target Kabupaten Seluma Sehat 2010 yaitu sebesar 80%, sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase Rumah Sehat. Lebih rinci persentase Rumah Sehat menurut Puskesmas tahun 2008 dapat di lihat  pada Tabel 47.

2.    Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TUPM)
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan mempunyai potensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, pasar, dan lain-lain, sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengolahan makanan/minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Data yang diperoleh dari Puskesmas memperlihatkan bahwa persentase TUPM sehat pada tahun 2008 mencapai 51.02%. Sedangkan target Kabupaten Seluma Sehat 2010 adalah 80%. Lebih rinci persentase TUPM sehat menurut Puskesmas tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 50.

3.    Akses Terhadap Air Minum
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan, dan lainnya. Data dari Profil Puskesmas Kabupaten Seluma 2008 menunjukkan bahwa rumah tangga di Kabupaten Seluma menggunakan air minum dari sumur Gali  (99.25 %) jadi penduduk di kabupaten Seluma pada umumnya masih menggunakan sumur, dan yang menggunakan Ledeng   (0,58 %) (lihat tabel. 48).

4.    Sarana Pembuangan Air Besar Pada Rumah Tangga
Sarana pembuangan air besar yang digunakan penduduk dibedakan ke dalam empat macam, yaitu memakai jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban cemplung/cubluk, dan tidak menggunakan jamban. Berdasarkan data Profil Puskesmas tahun 2008. Berdasarkan data  Profil Puskesmas tahun 2008, persentase rumah tangga yang memakai jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 59.88%. Selengkapnya persentase rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa, jamban cemplung adalah seperti pada lampiran table 50.
E.    KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. Indikator yang disajikan merupakan hasil Susenas 2003 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS).

1.    Tempat Penduduk Berobat Jalan
Dari hasil laporan SP2TP Puskesmas, menunjukkan bahwa puskesmas masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk berobat jalan, tidak adanya laporan dari Praktek Dokter, Mantri, ataupun Bidan.

2.    Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui
Anak Usia 2-4 Tahun yang pernah disusui (mendapat Air Susu Ibu/ASI) adalah sebanyak 85 %, anak tersebut ternyata pernah disusui selama >= 24 bulan. Puskesmas dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui >=24 bulan adalah Puskesmas Sukamerindu (95.63%), sedangkan persentase terendah di Puskesmas Muara Maras (64.81%). 
Data yang diperoleh dari laporan 20 Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma menunjukkan Bayi yang diberi ASI Eksklusif pada tahun 2008 sebesar 85.11%. Lebih rinci mengenai bayi diberi ASI Eksklusif per Puskesmas dapat dilihat pada tabel 32.
Grafik .I
Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten Seluma
Tahun 2008



BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN


U    ntuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Seluma berikut ini disajikan Angka Kematian, Angka Kesakitan dan status gizi masyarakat.    

A. ANGKA KEMATIAN
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. Akan tetapi untuk Kabupaten Seluma angka kematian belum bisa dihitung. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini.

1.    Jumlah Kematian Bayi
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui laporan, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Seluma berasal dari sumber Profil Puskesmas Kabupaten Seluma tahun 2008. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah kematian bayi telah banyak mengalami penurunan. Pada tahun 2004 ada 52 kematian bayi, sedangkan tahun 2008 ini menjadi 22 kematian dari 4.886 bayi Lahir Hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kebiasan hidup secara tradisional mencari kebiasaan moderen dalam bidang kesehatan, merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi. (Lihat tabel.6)

2.    Jumlah Kematian Balita
Jumlah kematian balita didapat berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kabupaten Seluma pada tahun 2008, dari 15.641 balita, ada 4 balita yang mati. Angka ini berarti mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebanyak 2 orang dari 15.473 balita. Hal ini diperkirakan karena belum maksimalnya akses terhadap pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. (Lihat tabel. 6.)

3.    Jumlah Kematian Ibu
Jumlah kematian ibu  diperoleh melalui data Laporan Tahunan Program ibu didapati sebanyak 3 orang dari 4.893 ibu bersalin meninggal pada saat persalinan. (lihat  table 7)

B. ANGKA KESAKITAN
1.    10 Penyakit Terbesar yang Ada di Kabupaten Seluma
Tabel 10 Penyakit Terbesar di Kabupaten Seluma

No    Nama Penyakit    Jumlah    Persen      
1    ISPA    6.916    28.9      
2    Gastritis    2.721    11.4      
3    Malaria Klinis    2.519    10.6      
4    Peny. Lain Sal. Nafas Atas    2.500    10.5      
5    Kulit Alergi    2.328    9.7      
6    Diare    1.885    7.9      
7    Hypertensi    1.723    7.2      
8    Reumatoid Artritis    1.390    5.8      
9    Caries Dentis    1.025    4.3      
10    Kulit Infeksi    829    3.5      
    Total    23.836    100   


Grafik 2
10 Penyakit Terbesar di Kabupaten Seluma
Tahun 2008

2.    Penyakit Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan nomor 2 terbesar pada masyarakat di Kabupaten Seluma. Perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API).
Grafik 3
Jumlah Kasus Malaria Klinis Menurut Puskesmas
Tahun 2008

Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode 2008. Angka tertinggi yang diserang malaria ada di wilayah Puskesmas Ilir Talo dan yang terendah berada di wilayah Puskesmas Ulu Talo  (Lihat tabel 11.)

3.    Penyakit TB Paru 
Pada tahun 2008, kasus penyakit TB paru di Kabupaten Seluma sebanyak 527 klinis /suspect. Data selengkapnya seperti lampiran.( lihat tabel 9)

Grafik 4
Kasus TB Paru Klinis di Kabupaten Seluma
Tahun 2008

Pelaksanaan program penanggulangan penyakit TB Paru sampai tahun 2008 terlihat cukup berhasil sehingga dapat menurunkan prevalensi Penyakit TB paru. Jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2008 sebanyak 527 kasus, dengan BTA (+), 33 kasus dari kasus tersebut terdapat 56 kasus yang diobati dan 11 kasus yang berhasil sembuh dan yang mendapat pengobatan lengkap sebanyak 20 kasus

4.    Penyakit Kusta
Dalam kurun waktu tahun 1991-2001, angka prevalensi penyakit kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, dan pada tahun 2003 ini kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk, di kabupaten Seluma yang mengidap penyakit Kusta sebanyak 2 orang dan terdapat di Wilayah Puskesmas Penago II  ( Lihat tabel 12).
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Perkembangan penyakit kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan penemuan penderita baru.
5.    Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota,  di Kabupaten Seluma sampai dengan tahun 2008 terdapat 7 kasus DBD . (Lihat Tabel 10)

6.    Penyakit Diare
Di Kabupaten Seluma jumlah kesakitan diare tahun 2008 adalah sebanyak 2.210 penderita dan kasus yang terjadi pada balita sebanyak 702. (lihat tabel 10.)
Grafik 5
Kasus Diare di Kabupaten Seluma
Tahun 2008


7.    Penyakit Filariasis
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis  as a Public Health Problem The Year 2020”.
Di Kabupaten Seluma sampai dengan tahun 2008 kasus kronis Filariasis sebanyak 7 orang, yang mana terdapat di Wilayah Puskesmas Penago II, dan kasus tersebut yang sudah ditangani (Lihat  tabel 13.)

8.    Penyalahgunaan NAPZA
Dilihat dari dampaknya, ketergantungan NAPZA merupakan penyakit mental dan perilaku, yang berpengaruh pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah lingkungan sosial. Walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA, namun diperkirakan dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA cenderung semakin meningkat, bahkan diperkirakan jumlah yang sebenarnya ada di masyarakat jauh lebih besar dari pada kasus yang dilaporkan, seperti fenomena “gunung es”.
Di Kabupaten Seluma kasus penyalahgunaan napza belum dilaporkan.
C.    STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indicator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah  (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini.

1.    Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.
Profil Puskesmas Kabupaten Seluma tahun 2008 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di Kabupaten Seluma  sebesar (0.21.%) dari 4.886 bayi lahir hidup   (lihat tabel 15)
2.    Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut Umur (BB/U). kategori yang digunakan adalah: gizi lebih (z-score> +2 SD); gizi baik (z-score-2SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score<-2 SD sampai -3 SD); gizi buruk (z-score<-3 SD).
Berdasarkan Profil Puskesmas tahun 2008, diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada grafik berikut. (Lihat Tabel. 16 dan tabel 24)
Grafik 6
Balita  Gizi Buruk dan BGM Di Kabupaten Seluma
Tahun 2008


3.    Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. dari hasil survey BPS tahun 2000-2003 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) menurut kelompok umur.








BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN


D    alam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.    
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya tahun 2008
A.    PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut.
1.    Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang ada dan dititikberatkan pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar, kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan  K4 Tahun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut ini dan lihat tabel 17.
Grafik 7
Jumlah Ibu Hamil dan K4 di Kabupaten Seluma
Tahun 2008

2.    Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada proses persalinan, hal ini antara lain mungkin disebabkan karena pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai tenaga kompetensi kebidanan (professional). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk kebidanan (professional) pada tahun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut ini dan lihat Tabel  17.
Grafik 8
Persalinan yang di Tolong Tenaga Kesehatan
Tahun 2008

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas pada tahun 2008 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan oleh Tenaga Kesehatan sebesar 3.751 Orang dari grafik tersebut dilihat bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi adalah di Puskesmas Air Periukan sebanyak 237 persalinan (97%), sedangkan yang terendah adalah di Puskesmas Cahaya Negeri sebanyak 296 persalinan atau 59 %. (lihat  tabel 17.)

3.    Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Ditangani
Jumlah ibu hamil yang ditolong oleh Bidan, beberapa diantaranya tergolong kasus risiko tinggi dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Selama tahun 2008 persentase ibu hamil Resti yang ditangani menurut Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma adalah dengan jumlah 130 bumil Risti yang ditangani atau rujuk  (lihat  tabel 28.)

4.    Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas adalah 3 kali pelayanan nifas yang sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada  ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari. Apabila dilihat dari Standar pelayanan minimal maka tahun 2015 persentase pelayanan nifas ditargetkan 90 % pada tahun 2008 pelayanan nifas di Kabupaten Seluma masih rendah yaitu sebesar 74,09 %. Cakupan pelayan nifas tertinggi di puskesmas Gunung Kembang sebasar 94 % dan terendah di puskesmas Cahaya Negeri sebesar 58 %. Data selengkapnya pada tabel 17
5.    Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, yaitu satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatus (KN) selama periode tahun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut ini. (Lihat tabel 15)

Grafik 9
Kunjungan Neonatus Kabupaten Seluma
Tahun 2008

6.    Kunjungan Bayi
Dari hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas, menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi pada tahun 2008 sebesar 2.590 (68.8%) dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi terdapat di Puskesmas Kembang Mumpo sebanyak  114 kunjungan dan yang terendah di Puskesmas Kembang mumpo yaitu sebanyak 117 kunjungan (96%). Data selengkapnya seperti pada lampiran tabel 15

7.    Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity)terhadap penularan PD3I. Pada tahun 2008, persentase Puskesmas yang telah mencapai UCI 80%  adalah sebanyak 1 Puskesmas, yaitu  Dermayu,  Sedangkan Puskesmas yang lain belum mencapai target 80%.
(Lihat tabel 22)


Grafik 10
 Cakupan Pencapaian UCI Kabupaten Seluma
 Tahun 2008

8.    Pelayanan Anak Balita
Cakupan pelayanan deteksi dini tumbuh kembang anak balita (Pra Sekolah) adalah Cakupan anak umur 0 - 5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat, paling sedikit 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada standar pelayanan minimal target pelayanan pada anak balita sebesar 90 % pada tahun 2010. Dikabupaten Seluma cakupan pelayanan anak balita baru mencapai 77,53 %, puskesmas tertinggi dengan di puskesmas tumbuan dan terendah di puskesmas tais. Data selengkapnya seperti pada tabel 18


9.    Pelayanan Balita Gizi Buruk
Pelayanan Balita gizi buruk adalah palayan gizi buruk yang ditangani di sarana pelayan kesehatan sesuai dengan tata laksana gizi buruk. Di Kabupaten Seluma pelayanan gizi buruk telah mencapai 100% hal ini sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan. Data selengkapnya pada  tabel 24

10.    Pelayanan Peserta KB Aktif
Dari data yang ada Cakupan menunjukkan bahwa cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Seluma pada tahun 2008 adalah 62,3%. Dengan Cakupan tertinggi di Kecamatan semidang Alas sebesar 95.58% dan cakupan terendah di kecamatan Ilir Talo sebesar 20.85%. Data selengkapnya pada lampiran tabel 19.
Grafik 11
 Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Seluma
Tahun 2008

11.    Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin
Pelayan kesehatan masyarakat miskin adalah masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (Rawat Jalan/ Rawat inap) di sarana kesehatan pemerintah/swasta meliputi upaya promotif, preventif, kuartif dan rehabilitatif. Di Kabupaten Seluma pada tahun 2008  masyarakat miskin yang mendapat pelayanan Kesehatan sebesar 24.529 Jiwa (27.6 %). Dengan cakupan tertinggi di puskesmas Kota Tais 2.625 jiwa dan terendah di puskesmas Muara Maras sebanyak 254 jiwa. Data selengkapnya seperti pada table 37

12.    Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut
Di Kabupaten Seluma cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila pada tahun 2008 sebanyak 5.749 jiwa (19.2%). Cakupan tertinggi adalah di Puskesmas Tumbuan sebanyak 877 jiwa dari jumlah tersebut yang dilayani sebanyak 414 jiwa, sedangkan yang terendah adalah di Puskesmas Babatan dengan Jumlah 2.184 jiwa dan jumlah tersebut yang dilayani sebanyak 49 jiwa. (Lihat tabel  39).

13.    Kunjungan Ke Akses Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan kesahatan terdiri dari kunjungan Rawat jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa. Kunjungan Rawat Jalan adalah Pelayanan Kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang inap pada sarana kesehatan.Kunjungan Rawat Inap adalah Pelayanan Kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di ruang inap pada sarana kesehatan. Sedangakan kunjungan Gangguan Jiwa adalah kunjungan paisen yang mengalami gangguan jiwa yang meliputi gangguan perasaan, proses fikir dan prilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pada tahun 2008 kunjungan rawat jalan di Kabupaten Seluma berjumlah 47.214 kunjungan (28.55%) dari jumlah penduduk seluruhnya dan 435 diantaranya kunjungan rawat jalan  (0.27%). Sedangkan kunjungan gangguan jiwa berjumlah 445 kunjungan (0.94%) dari jumlah kinjungan seluruh pasien di sarana kesehatan.

B.    PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penyediaan fasilitas penunjang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan ini dilakukan di RSUD Kota Tais sebagai satu-satunya Rumah Sakit rujukan di Kabupaten Seluma. Pada tahun 2008 jumlah tempat tidur yang ada sebanyak 60 tempat tidur dengan jumlah pasien sebanyak 270 orang dan jumlah hari rawat selama 580 hari. BOR, LOS dan TOI pada tahun 2008 adalah 9.0, 2.0, dan 22.0.

C.    PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilens epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.

1.    Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi KLB/wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dilaporkan belum ada.

2.    Pemberantasan Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio yang dilakukan tiga kali berturut turut.  Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan Sweeping terhadap balita yang diimunisasi polio kurang dari 3 kali, dengan demikian Kabupaten Seluma pada tahun 2008, telah dianggap Bebas Polio karena Pencapaian Imunisasi Polio 100% .

3.    Pemberantasan TB-Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2008 ditemukan gambaran kasus sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.


Grafik 12
Penderita TB Paru di Kabupaten Seluma
Tahun 2008

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau Drop Out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. 
Pelaksanaan pemberantasan penyakit TB sampai dengan tahun 2008 telah dapat menurunkan insiden kasus menular. Jumlah TB Paru diobati dan persentase kesembuhan menurut Kabupaten Seluma tahun 2008 sebanyak 56 orang yang diobati dan yang sembuh 11 orang. (Lihat tabel 9)


4.    Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD di rumah tangga.
Pada tahun 2008, di 20 Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma hanya 7 (satu) kasus yang dilaporkan, sehingga kasus tersebut mendapat tanggapan yang besar serta ditangani (mendapat pengobatan/perawatan) secara serius. Jumlah kasus DBD menurut puskesmas di Kabupaten Seluma pada tahun 2008 adalah seperti pada lampiran tabel 10.
5.    Pemberantasan Penyakit Malaria
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas dan 16 Puskesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jumlah penderita (laboratorium positif dan penderita klinis) dilaporkan sebanyak 2.519 penderita dan yang mendapat pengobatan sebanyak 2.519 Penderita (100%). Dari semua penderita yang dilaporkan, 87 orang positif dan telah mendapat pengobatan. (lihat tabel 11)


6.    Pemberantasan Penyakit Kusta
Pada penderita Kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS yang diberikan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten Seluma  dilaporkan bahwa jumlah penderita Kusta pada tahun 2008 sebanyak 2 orang dengan persentase bebas dari pengobatan (RFT) sebesar 100,%. Jumlah dan persentase penderita Kusta RFT menurut puskesmas tahun 2008 adalah seperti pada lampiran tabel 12.

D.    PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi, surveilans vektor, dan pengawasan tempat-tempat umum (TTU).
1.    Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan terhadap institusi dalam menjaga kualitas lingkungannya yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas  menunjukkan bahwa pada tahun 2008, dari 41.096 institusi yang dilaporkan sebanyak 25.436 institusi (62%) dibina kesehatan lingkungannya. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut Puskesmas tahun 2008. (lihat tabel 51.)

2.    Surveilans Vektor
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 42.887 Rumah  yang ada  tahun 2008 tidak  dilakukan pemeriksaan bangunan bebas jentik lihat tabel 52

3.    Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM)
Menurut hasil rekapitulasi profil kesehatan Kabupaten Seluma  tahun 2008, dari 68 TUPM yang diperiksa sebanyak 49 TUPM dinyatakan Sehat memenuhi syarat kesehatan. Puskesmas  dengan persentase tertinggi TUPM sehat adalah di Puskesmas Cahaya selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 50.
Hasil pemantauan selama tahun 2008, dari 48 fasilitas TTU yang ada, sebanyak 10 (20.8%) telah dilakukan pemeriksaan. Angka cakupan pemeriksaan antara Kecamatan bervariasi. Masih ada puskesmas yang belum melapor. (Lihat tabel 51).


E.    PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada umumnya adalah untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi besi.

1.    Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan Balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 20 Puskesmas, pada tahun 2008 jumlah Balita yang ditimbang dilaporkan sebanyak 8.105 jiwa. Hasil penimbangan menunjukkan bahwa 6.425 balita dengan berat badan naik. Persentase tertinggi balita dengan berat badan naik dilaporkan di Puskesmas Gunung Kembang (94.44%) sedangkan yang terendah dilaporkan di Puskesmas Babatan (57.89%). Sementara itu, persentase Balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) sebesar 1,95%. dengan persentase tertinggi Balita BGM dilaporkan di Puskesmas Masmabang (10.34%). (lihat  Tabel 16.)


2.    Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2008, cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil untuk tahap pertama (Fe-1) sebesar (71.93%). Dengan cakupan tertinggi 100 % adalah di Puskesmas   babatan dan Dusun tengah , sedangkan yang terendah adalah di Puskesmas Fajar Bulan (40.14%),  pemberian tablet besi pada ibu hamil untuk tahap ketiga (Fe-3) pada tahun yang sama sebesar 66.04%. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah di Puskesmas Dermayu (92.36%), sedangkan yang terendah adalah di Puskesmas Penago II( 30.99%), (lihat  Tabel 25.)
Grafik 13
Pemberian Fe 1 & Fe 3 Pada ibu Hamil
Tahun 2008

F.    PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1.    Penyuluhan Kesehatan
Pada tahun 2008 sudah dilakukan 720 kali penyuluhan baik itu kegiatan penyuluhan kelompok pada waktu posyandu maupun penyuluhan massa. Jumlah penyuluhan terbanyak di Puskesmas Talang tinggi sebanyak 277 kali penyuluhan dan terendah di puskesmas Gunung Kembang dengan 4 kali penyuluhannya.Lihat tabel 35.
2. Desa Siaga
Sampai dengan tahun 2008 di Kabupaten Seluma sudah terbentuk 121 desa/kelurahan siaga (71.6%) dari 169 desa/kelurahan yang ada. Data selengkapnya pada  tabel 62

3.    Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih Sehat
Pada tahun 2008 persentase rumah tangga ber perilaku hidup bersih sehat yang  dipantau sebanyak 27.613 rumah tangga. 23.449 rumag tangga (84.92%) diantaranya sudah ber PHBS. Rumah tangga ber PHBS tertinggi di Puskesmas Cahaya Negeri (93.44%) dan yang terendah di puskesmas Muara Maras (53.77%) . data selengkapnya pada tabel 45.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Dalam bab ini, diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya Puskesmas dan Rumah Sakit. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan ke dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
A.    SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Seluma antara lain Puskesmas, Rumah Sakit, Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan,
1.     Puskesmas
Pada periode tahun 2008, jumlah puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 16 unit pada tahun 2004 menjadi 20 unit pada tahun 2008, dan jumlah Puskesmas Pembantu 56 unit, Pusling 24 Unit.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak berdirinya Kabupaten Seluma  sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas Dengan Tempat Perawatan, dan pada umumnya Puskesmas tersebut letaknya dekat dengan jalan raya, sehingga akses pelayanan kesehatan relatif lebih mudah dijangkau. (lihat tabel 61).

2.    Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tais di Kabupaten Seluma sudah beroperasional dengan jumlah tempat tidur sebanyak 60 tempat tidur selengkapnya dapat dilihat tabel 63.

3.    Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu, Polindes (Pondok bersalin desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan  Kerja), dan sebagainya.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2008 jumlah Posyandu yang tercatat sebanyak 208 Posyandu (Pratama 23, Madya 159, Purnama 21, dan Mandiri 5). (Lihat tabel 46).
Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana. jumlah Polindes yang tercatat sebanyak 121 buah Polindes/Poskesdes. (Lihat tabel 62)

4.    Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes non Poltekkes. Institusi Diknakes selebihnya, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat koordinasi dan pembinaannya dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Di Kabupaten Seluma untuk pendidikan jenjang Pendidikan Kesehatan sudah ada yaitu Kelas Jauh Akademi Kebidanan dan Fakultas kesehatan Masayarakat

B.    TENAGA KESEHATAN
1.    Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta sangat sulit diperoleh Data yang tersedia adalah sektor pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah jumlah tenaga kesehatan (pegawai kesehatan) yang bekerja di daerah Kabupaten Seluma hasil pengumpulan dari bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma. Pada tahun 2008. Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di daerah  578 orang  termasuk yang honerer dan PTT. (lihat tabel 53).
Dari jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di daerah pada tahun 2008 sebanyak 578 orang, lebih dari separuhnya (426 orang) adalah paramedis perawatan dan bidan selebihnya dokter, D3 lingkungan,  Gizi, Asisten Apoteker, Sarjana Keperawatan dokter gigi SKM Teknisi medis, Sarjana Farmasi  APT belum termasuk tenaga di luar kategori tersebut. (lihat tabel. 53)
Pesebaran Tenaga Kesehatan di Kabupaten Seluma tidaklah merata, karena sebagian besar terkonsentrasi di Kecamatan Sukaraja dan sekitarnya sedangkan kebutuhan tenaga kesehatan kecamatan lain belum maksimal.
Sementara itu bila dilihat rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu setiap 100.000 orang penduduk dilayani oleh 95 orang perawat  dan 164 bidan. Rasio masing – masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk. dapat pula dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 14
Persebaran Tenaga Kesehatan
Tahun 2008


Sedangkan bila dilihat menurut Puskesmas dengan tenaga kesehatan tertinggi adalah di Puskesmas Cahaya Negeri (41 orang) sedangkan Puskesmas yang terendah adalah di Puskesmas Penago II sebanyak 13 orang . (Lihat tabel 53).
Grafik 15
Persebaran Tenaga Kesehatan per Puskesmas
Tahun 2008


Bila dilihat persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja, sebagian besar tenaga kesehatan di daerah bekerja di Puskesmas (437 orang.), sedangkan selebihnya bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten (38 orang) dan di RSUD Kota Tais sebanyak 103 orang, (lihat tabel 53)

b.    Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter di Puskesmas, sejak tahun 2008 telah dilaksanakan pengangkatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (dokter PTT). Sampai dengan tahun 2008 penempatan dokter PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak (14 orang). Daerah penempatannya dikategorikan menjadi 2 wilayah, yaitu, daerah terpencil, dan sangat terpencil.
Untuk melihat persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Seluma berikut ini kita lampirkan grafiknya (Lihat tabel .55)
Grafik 16
Persebaran Tenaga Dokter di Kabupaten Seluma
Tahun 2008

Pada gambar di atas terlihat bahwa Puskesmas yang paling besar penempatan dokter adalah RSUD Kota Tais (lihat tabel 55).

C.    PEMBIAYAAN KESEHATAN
Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Indonesia, berikut ini uraian tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi Anggaran pembangunan Departemen Kesehatan (APBN) dan alokasi APBD kabupaten Seluma untuk kesehatan, dan juga uraian tentang salah satu wujud pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai jaminan pemeliharaan kesehatan.
1.    Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah
Pada periode tahun 2008, jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan baik yang dikelola oleh unit pusat maupun yang dikelola oleh Daerah didistribusikan untuk Kabupaten Seluma, Realisasi Anggaran Kesehatan APBD kabupaten Seluma sebesar Rp. 12.812.492.664,- dengan rincian sebagai berikut :
a.    APBD Kabupaten/DAK Rp. 10.884.209.139,-
b.    APBN (JAMKESMAS) Rp. 701.272.000,-
c.    APBN (Bansos Gizi) Rp. 31.029.325,-
d.    APBN (Bansos Desa Siaga) Rp. 144.325.000,-
e.    APBN (P2DTK ) Rp. 552.439.200,-
2.    Berbentuk Pinjaman atau hibah Luar Negeri
Berbentuk pinjaman atau hibah luar negeri melalui :
a. Proyek DHS-1 ADB Sebesar RP. 424.218.000,-
b. Global Fund Rp. 75.000.000,-


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Dilihat dari uraian Profil Kesehatan Kabupaten Seluma tahun 2008 di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    Jumlah pendudukan di Kabupaten Seluma berdasarkan data BPS Kabupaten Seluma tahun 2008 adalah163.859 Jiwa
2.    Jumlah Bayi baru Lahir sebanyak 4.886
3.    Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Seluma sebanyak 22 Bayi dari 4.886 kelahiran hidup.
4.    Jumlah kematian ibu melahirkan  adalah sebanyak 3 orang dari 4.893 ibu bersalin.
5.    Angka Kematian Balita (AKABA) rendah dibanding angka Nasional.
6.    Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 masih di bawah Standar Pelayanan Minimal yaitu di bawah 90 %
7.    Pola penyakit di Kabupaten Seluma masih didominasi oleh penyakit infeksi akut saluran pernafasan bagian atas.
8.    Masih rencahnya cakupan desa/Kelurahan UCI
9.    Sumber Daya Kesehatan di Kabupaten Seluma baik tenaga, sarana dan prasarana masih dalam tahap pembangunan.
10.    Data angka kematian masih belum menggambarkan data yang sebenarnya.
11.    Masih rendahnya tumpatan gigi tetap dibandingkan dengan pencabutan gigi.
12.    Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa balita ke Posyandu.
13.    Masih rendahnya cakupan Desa siaga Aktif
14.    Belum dilaksanakanya penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.

B.    SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat kami berikan untuk pembuatan profil kesehatan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1.    Perlunya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat terutama dalam penyediaan anggaran yang cukup dalam pembuatan profil kesehatan.
2.    Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program sewaktu pengumpulan data dalam rangka pembuatan profil kesehatan.
3.    Diharapkan pada tahun yang akan datang pihak puskesmas dapat memberikan data yang akurat dan rasional.
4.    Diharapkan pada tahun yang akan datang pihak Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan) dapat memberikan/mengadakan 1 unit komputer untuk puskesmas yang belum memiliki, sehingga pelaporan dari Puskesmas dapat lebih cepat dan akurat.
5.    Diharapkan setiap Desa/Kelurahan mendata data kematian yang sebenarnya.
BAB VII
PENUTUP

Sesungguhnya berbagai peningkatan kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum serta perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di pusat maupun di daerah, yang didiskripsikan melalui data dan informasi.
Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Salah satu keluaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, sejak tahun 1998 telah dikembangkan paket sajian data dan informasi dalam format buku Profil Kesehatan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1990 dikembangkan pula profil kesehatan daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor, maupun masyarakat.
Namun disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, terlebih dalam era desentralisasi pengumpulan data dan informasi dari daerah menjadi relatif lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan Indonesia. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Indonesia ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perkembangan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.
Betapapun, Profil Kesehatan Indonesia seringkali belum mendapatkan apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi dijajaran kesehatan yang relatif paling lengkap sehingga kehadirannya selalu ditunggu seperti ungkapan “benci tapi rindu”. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Indonesia, perlu dicari suatu terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi ketidaktersediaan data dan informasi khususnya yang bersumber dari daerah. Oleh sebab itu kami dari Tim Penyusunan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, mencoba menyajikan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma semaksimal mungkin, demi untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi mengenai kesehatan, untuk itu agar terjadi sebuah perubahan ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang dalam penyusunan profil ini, maka bagi semua pihak yang berkesempatan membaca bahkan mungkin memanfaatkan profil ini, kiranya dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat mendukung. Sehingga apa yang tertuang dalam profil ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar